Jangan anggap sepele jika tanda-tanda penurunan jumlah sel darah merah atau istilah kerenya anemia menimpa Anda. Pasalnya bahaya penyakit yang kelihatanya tidak terlalu serius ini bisa mengancam siapa saja dan umur berapa saja. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan 2004 menyebutkan 2 miliar penduduk dunia mengalami kekurangan sel darah merah. Parahnya lagi bukan hanya ibu hamil saja yang mengalami anemia. Anak-anak, wanita karier, dan para pria pun tak luput dari penyakit ini.
Sejumlah penelitan juga menyebutkan mereka yang kurang mengonsumsi vitamin B dan B12 serta penderita penyakit kronis yang terkait dengan peradangan dan perdarahan seperti penderita gagal ginjal juga terancam anemia.
Di Indonesia sendiri menurut riset dari Syafrizal Syafei, konsultan hematologi onkologi medis Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo menyebutkan, sampai saat ini kekurangan zat besi masih menjadi momok penduduk Indonesia.
Sebenarnya tanda-tanda gejala kekurangan zat besi ini mudah diketahui. Sayangnya, menurut Syafrizal tidak begitu disadari oleh masyarakat. Apalagi jika gejalanya masih dalam batas ringan, biasanya tidak ada keluhan.
Tip mencegah anemia:
Jaga asupan zat besi dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
Zat besi protein daging (hewani) mudah diserap tubuh ketimbang zat besi yang berasal dari sayuran.
Biasakan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B12 dan Vitamin C
Jangan mengombinasikan makanan misalnya teh atau kopi dengan menu utama. Jadi sebaiknya hindari minum teh dan kopi sehabis makan karena bisa menghambat penyerapan zat besi.
Biasakan minum air putih sehabis makan.
Padahal secara kasat mata anemia itu mudah dideteksi. Begitu orang itu kekurangan zat besi tanda-tanda seperti kulit sedikit pucat, lelah, kurang selera makan, sakit kepala ringan dan mata berkunang-kunang
"Pendeknya jika Anda sudah terlihat pucat, dan merasa letih, lemas dan lesu mesti waspada akan bahaya anemia," ujarnya.
Secara medis orang yang terserang anemia itu jumlah hemoglobinnya (Hb) dalam darah kurang dari 13 g% untuk pria dan wanita kurang dari 12 g%. Sementara pada anak-anak usia 6 bulan - 5 tahun, kandungan HB dalam darah kurang dari 11 g%. Anak usia 6-14 tahun kandungan HB
kurang dari 12 g%.
Sekalipun tampak sepele peran zat besi di dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh itu sangat penting. Anda tentu tidak ingin gairah kerja menurun karena tidak bisa berkonsentrasi secara maksimal. Sementara setiap hari kita akan kehilangan zat besi al. melalui kulit dan urine. Kehilangan lebih besar sekitar 1,6 mg per hari terjadi pada wanita yang sedang haid
Zat besi sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah. Sementara oksigen diperlukan untuk fungsi normal seluruh sel tubuh. Tanpa adanya oksigen darah tak bisa melakukan tugas utamanya mendukung fungsi kerja sel-sel di seluruh tubuh.
Jadi bila darah kekurangan oksigen maka fungsi sel-sel di seluruh tubuh bisa terganggu.
Karena itu tak ada salahnya jika sesekali kita melakukan cek kadar hemoglobin secara berkala. Tentu tak kalah penting adalah menghindari kekurangan vitamin atau mineral didalam tubuh.
Makanan yang banyak mengandung protein, zat besi dan vitamin B12 serta asam folat dapat memperbanyak sel darah merah.
Suplemen zat besi
Sebenarnya cukup gampang untuk menghindari serangan anemia, kecuali pada pendertia penyakit kronis seperti gagal ginjal.
Banyak ragam makanan yang kaya akan sumber zat besi seperti daging merah seperti hati, kuning telur, ikan, ayam, kacang merah, daun katuk, bayam, serta roti gandum.
Kalau tak mau repot saat ini pun sudah banyak beredar suplemen yang mengandung zat besi. Bahkan pada penderita gagal ginjal sudah banyak perusahaan farmasi yang mencarikan solusi. Kalbe Farma Tbk, misalnya, telah mengeluarkan Erythropoietin.
Biasanya untuk mengobati anemia pada penderita ginjal dokter memberikan resep injeksi hormon erythropoietin tersebut. Injeksi semacam itu akan dapat meningkatkan jumlah sel darah merah dalam tubuh.
Erythropoietin Kalbe Farma, kata Dian Firlia, public relations officer Kalbe Farma Tbk, meski lebih ekonomis, tetap memperhatikan faktor kualitas. Sebelumnya injeksi ini telah diteliti di sejumlah rumah sakit ternama di luar negeri.
Penelitian membuktikan bahwa produk tersebut efektif menambah darah penderita anemia akibat gagal ginjal kronis. Uji klinik pun menunjukkan tidak ada efek samping serius seperti kerusakan hati. Dengan begitu masih ada jalan yang lain dan murah bagi penderita gagal ginjal untuk mengobati anemianya. (dw)
Sumber: Bisnis Indonesia
0 komentar